TURUN KE PULAU MENGATASI PERMASALAHAN MASYARAKAT PESISIR MELALUI KSSE VOL. 5

Pulau Saseel, pulau mengagumkan di ujung sumenep, madura ini merupakan salah satu bagian dari kecamatan sapeken yang kisahnya jarang terdengar. Padahal pulau ini memiliki sejuta potensi sumberdaya perikanan kelautan yang sangat besar.

"Hal pertama kali yang saya pikirkan pulau ini cukup terpencil yang memiliki keindahan dan potensi yang bisa digali, realitanya setelah menginjakkan kaki disana semua benar adanya, pasir putih, air jernih, perikanan segar, masyarakat yang ramah dan bersahaja," Ucap salah satu peserta KSSE Oky Arjun Mahendra.

Dibalik keindahan dan menyimpan potensi yang luar biasa, sangat disayangkan kondisi pendidikan di pulau saseel masih dibawah standar, pengelolaan sampah yang kurang, belum lagi permasalahan masyarakat pesisir yang belum teratasi secara maksimal.

Antusias peserta KSSE Vol. 5 saat diberangkatkan dari pulau jawa (Oky A / DDM KSSE Vol.5)

Berangkat dari permasalahan tersebut 16 Mahasiswa PSP FPIK UB yang terdiri dari 6 pria dan 10 wanita melakukan ekspedisi melalui program kerja Departemen Sosma HMP PSP FPIK UB yaitu Kampestan Social Scientific Expedition Volume 5.

"KSEE ini merupakan acara tahunan departemen sosma dengan melakukan ekspedisi di pulau terpencil dan melaksanakan pengabdian disana. Kami berangkat dari pulau jawa membawa persiapan yang cukup secara fisik dan mental. Total waktu perjalanan dari pulau jawa ke pulau saseel kurang lebih 24 jam. Tapi cerita paling serunya saat kami menaiki taksi (kapal antar pulau) tidak ada satupun dari kami yang tidak mabuk laut," Ujar salah satu peserta KSSE Mohamad Rafli Raihan pada 24 November 2022

KSSE dilakukan selama 30 hari dengan agenda yang sangat padat dan terbagi berdasarkan beberapa bidang kerja, yaitu bidang pendidikan, bidang sosial lingkungan dan bidang penelitian. Pada bidang pendidikan melakukan kunjungan ke sekolah sekolah untuk melaksanakan program literasi, english fun, hingga pemberian pemahaman tentang dunia perikanan kelautan. Bidang sosial lingkungan bertugas untuk melaksanakan bersih sampah, pembuatan alat kebersihan dari sampah anorganik, pembuatan papan tanda, sedangkan pada bidang penelitian objek yang diteliti merupakan sumber potensi kehidupan disana termasuk mangrove, perikanan yang dominan dll.

Pembimbingan melukis karya kepada siswa siswi SD di SDN 2 Saseel (Oky A / DDM KSSE Vol.5)

Sejenak Raihan menceritakan tentang kondisi disana dengan raut muka menyayangkan. "Sangat disayangkan sampah disana juga kerap kali berserakan padahal kondisi laut nya bersih dan jernih. Disana tingkat pendidikan juga sangat terbatas, setelah lulus SD mereka akan melanjutkan sekolah di MTS dan MA karena mayoritas penduduk sana adalah muslim, itupun sekolahnya jadi satu. Setelah lulus SMA atau MA mereka berani merantau ke luar pulau." katanya.

Pria Kelahiran Jakarta, 16 Oktober 2001 ini juga mengungkapkan bahwa telah terjadi akulturasi budaya yang kuat di pulau saseel. Meskipun secara geografis terletak di kabupaten sumenep namun mayoritas masyarakat sana merupakan suku bajo dengan mata pencaharian utama nya adalah nelayan bagan cumi. Selain suku bajo juga ada suku madura namun tidak terlalu banyak. Masyarakat sana pun berbicara menggunakan dialek khas suku bajo.

Kegiatan tanam mangrove di pinggir pantai program Bulan Cinta Laut bersama KKP (Oky A / DMM KSSE Vol. 5)

Program KSSE awalnya program yang independent, namun pada tahun ini KSSE nyatanya bekerjasama dengan stakeholder terkait seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Fishlog. Bentuk kerjasama KSSE dengan KKP dibuktikan dengan kegiatan bersih bersih pantai serta penanaman mangrove dalam program KKP yaitu Bulan Cinta Laut.

"Kami berharap dari adanya program kami, pihak pemerintah dapat mendengar dan melihat keterbatasan yang ada di pulau saseel sehingga mereka segera mendapat bantuan dari segala aspek untuk kesejahteraan di pulau saseel. Selain itu, saya berharap dari program yang kami lakukan selama sebulan ini dapat diterapkan oleh masyarakat pulau saseel," Ungkap Pria kelahiran kebumen Oky Arjun Mahendra.

Pihak BPD mengapresiasi kegiatan ini dengan hati yang lapang. Mereka disambut saat datang dan diberi kenang kenangan saat selesai pengabdian.

"Ketika temen temen meninggalkan saseel, bekas nya itu akan sangat melekat pada masyarakat saseel terutama anak anak disana. Mereka (masyarakat saseel) sangat sadar akan pentingnya pengolahan sampah berkat campur tangan kalian," Kata Ketua BPD Pulau Saseel Parlan Abu Wildan melalui wawancara pribadi.

Sementara itu, dengan mata yang basah dan mengulang kembali memori di kepala, Raihan dan Oky serentak menceritakan pengalaman yang akan selalu mereka ingat. Terlalu banyak katanya, disambut begitu hangat dan diantar begitu erat. Seperti judul lagu It's Hard To Say Goodbye, saat semua telah selesai dan mereka diharuskan untuk kembali ke Malang, dengan tersedu mereka berpamitan kepada masyarakat saseel dan anak anak saseel, bahkan masyarakat saseel menangis kencang bak kehilangan keluarga.

Foto bersama kepala sekolah, guru beserta Anak didik SDN 2 Saseel (Oky A / DDM KSSE Vol. 5)

Kepada siswa siswi pulau saseel, Oky Arjun mengungkapkan dukungan dan doa yang tak terhingga. Bahkan ia mengatakan salah satu harapannya kepada siswa siswi apabila suatu saat sukses, dapat kembali ke pulau saseel untuk menghidupkan lagi kesejahteraan pulau saseel.

"Teruntuk siswa siswi pulau saseel apabila kalian membaca ini, kami sangat rindu kalian dan ingin segera bertemu kembali. Segala kenangan dan apa yang telah kami ajarakan jangan pernah dilupakan. Kami berdoa untuk keberhasilan kalian semua agar kalian menjadi sosok yang sukses dan berguna. Ketika kalian sukses kami berharap kalian dapat kembali ke pulau saseel untuk mengatasi permasalahan yang ada. Sehat selalu dan sampai jumpa lagi di lain kesempatan," Ucapnya. (npd/251122)